Minggu, 26 Juni 2011

TAKLIMA, Sebuah metode pembelajaran bahasa asing lama yang belum tergarap

Mahir berbahasa asing meliputi 4 (empat) aspek, yaitu Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Berbagai metode pembelajaran pun juga telah lahir untuk menggiring peserta didik untuk menguasai empat kemahiran tersebut. Kita mengenal metode Qawaid wa tarjamah, metode Mubasyarah hingga Thariqah Mukhtarah (metode pilihan dengan menggabungkan semua keunggulan masing masing metode). Meskipun sudah ada metode pilihan ini, ternyata masih ada juga pengajar bahasa asing yang mengalami kepayahan dalam mengajarkan bahasa asing.

Sebagus metodenya, toh di lapangan belum tentu menuai hasil yang lebih baik. Jika pada tulisan terdahulu penulis menyinggung tentang kompetensi seorang pengajar dengan menganalogikan posisi Tuhan sebagai guru Adam AS, maka pada tulisan kali ini penulis hendak memberikan informasi yang telah lama ada, tentang metode Tuhan yang telah dipraktekkan kepada Nabi Musa AS, metode yang ampuh, membuat Nabi Musa mengerti bahasa Tuhan (bahasa asing), sayang, metode tersebut masih samar dalam aplikasinya pada pembelajaran.

Sementara, metode ini bernama TAKLIMA. Penulis memberikan nama ini berdasarkan Surat An-Nisa : 164,

وَكَلَّمَ اللّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
"Allah SWT berbicara dengan musa (dengan) taklima"

Sebagai kajian awal, penulis mencoba mendekati kata taklima ini dari analisa kebahasaan. Kedudukannya sebagai maf'ul mutlak mengandung beberapa makna, di antaranya:
  1. Bisa diartikan cara berbicara tuhan ( hal inilah yang menjadi inspirasi penulis menjadikannya sebagai sebuah metode),atau 
  2. Seberapa sering tuhan berbicara kepada Musa AS ( menginspirasi berapa sering materi ajar yang baru itu diulangi kepada para peserta didik? )
  3. dan sebagainya.

Dalam berbagai kitab tafsir, kata taklima tidak dijelaskan secara rinci. hanya ada beberapa makna saja yang menjurus kepada dasar dijadikannya kata ini menjadi sebuah metode khusus. Setidaknya ada satu Hadits yang menjelaskan potongan ayat ini, tetapi tidak menjelaskan tentang kata taklima. Hadits yang diriwayatkan  Al-Hakim hanya menjelaskan proses terjadinya taklima itu, artinya adalah aspek penyerta saja. Rasulullah SAW bersabda: "Saat Allah berbicara, Nabi Musa AS memakai seragam khusus (jubah woll, penutup kepala woll, celana woll). mengandung makna bahwa metode ini juga menyinggung hal-hal penyerta. 
 
Analisa yang dangkal ini belum cukup menjadikan taklima sebuah metode. Bagaimanakah wujud metode ini? Tentu membutuhkan pemikiran yang mendalam. Sebagian pembaca merasa agak dini tulisan ini dipostingkan, sebab belum sempurna studi tentang metode ini digarap oleh penulis. Namun, penulis memiliki pandangan lain, dengan dipostingkan inilah menjadi gerbang sempurnanya perwujudan metode ini. Penulis membutuhkan masukan dari pembaca untuk lahirnya metode ini. Penulis menunggu itu....

4 komentar:

  1. mantap, lanjutkan gan! saya kutip lagi di bahasaarabonline.org ya. nuhun

    BalasHapus
  2. takliima dalam pandangan saya kalau dikaitkan dengan sstem pengajaran misalnya KBM,disini bisa dikatakan suatu metode dimana seorg pendidik membrikan ilmunya dengn cara brkomunikasi dengn peserta didik yakni ketika seorg pendidik yaang memakai bahasa arab sdangkan muridnya blum mngenal bhasa arab ketika ia ingin mngungkapkan sbuah printah atau mngenlkan sebuah benda mka ia akn lngsung mmperlihatkan bnda itu lalu dia berbicara bahwa kamu harus ini atau kamu harus melakukan ini atau ini adalah.....
    mungkin itu yg dapat saya kemukakan setelah saya belajar dari psiklogi pndidikn dan buku didaktik metodik serta dari hafalan quran yag saya kuasai...
    afwan kakak
    ana temannya fajry
    saya suka dngn pmbeljaran tafsir dan ana bru membaca 10 tafsir saja

    BalasHapus
  3. teruskan akhi... smg terwujud... dikira mau pake naka ta'lima merujuk pada artikelmu di blog amsi ...

    BalasHapus
  4. kang amsi: lanjutkan

    kang kamil : semoga jadi bahan tesis ntar kang, piduana, amin...!

    hilman : jika berkenan, kaji juga apa materi ajar, cara penyampaian tuhan sehingga musa as mudah mengerti, adakah media pembelajarannya?, skill Allah apa yang bisa kita contoh dalam komnikasi 2 arah tersebut? adakah faktor penyerta yang mempengaruhi? jawaban semua itu tentu lebih mudah diperoleh oleh mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi, silahkan kirim jawabannya ke afrinaldiyunas@gmail.com, ditungu hasil jihad ilmu nya...! jazakallah...!

    BalasHapus

NASIB ASMARA BERBANDING LURUS DENGAN MUKA?

Ketika belum ada gawai, surat cinta menjadi primadona dalam menyampaikan pesan cinta. Waktu itu, meski hampir 250 kali membuat surat ci...